Stay on this page and when the timer ends, click 'Continue' to proceed.

Continue in 17 seconds

Makin Banyak Perusahaan Pekerjakan Pegawai Tanpa Gelar Sarjana, Mengapa?

Makin Banyak Perusahaan Pekerjakan Pegawai Tanpa Gelar Sarjana, Mengapa?

Source: Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini banyak lowongan pekerjaan yang mensyaratkan gelar S1 atau sarjana. Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba untuk lulus kuliah agar bisa mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Selama ini juga dengan tidak memiliki gelar sarjana sering kali menjadi halangan bagi individu yang ingin mendapatkan posisi dan gaji yang lebih tingi.

Namun, kini semakin banyak perusahaan yang menyatakan minatnya untuk mempekerjakan mereka alias orang-orang tanpa gelar sarjana.

Perusahaan menggunakan gelar sarjana sebagai indikator kemampuan dan kompetensi saat mengevaluasi karyawan baru, sehingga membuat pekerja berupah rendah dan tidak bergelar sarjana lebih sulit untuk dipertimbangkan.

Sebagian besar pekerja di Amerika Serikat (AS) harus menghadapi rintangan tersebut. Menurut Biro Sensus AS, hanya 37,7% orang Amerika berusia 25 tahun ke atas yang telah mendapatkan gelar sarjana pada 2022.

Para pemberi kerja, setidaknya secara publik, menjadi lebih menerima konsep perekrutan berbasis keterampilan, yang berfokus pada kompetensi dan kemampuan kandidat pekerja untuk mengembangkan keterampilan baru, bukan pada riwayat sekolah mereka.

Ada banyak faktor. Namun, realitas demografis membayangi semuanya. Menurunnya angka kelahiran di Amerika Serikat akan menghasilkan lebih sedikit pekerja untuk menggantikan mereka yang pensiun di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, perusahaan-perusahaan semakin sadar bahwa keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan banyak tugas tidak selalu membutuhkan gelar sarjana, dan bahwa orang-orang yang kompeten dapat diajari dengan bakat-bakat baru yang muncul.

Dalam pidato kenegaraan pekan lalu, Presiden Joe Biden mengakui perlunya perekrutan berbasis keterampilan beberapa kali, dengan menyatakan bahwa "perusahaan-perusahaan swasta sekarang menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun pabrik-pabrik chip baru di sini di Amerika - menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, yang sebagian besar bergaji lebih dari USD 100.000 per tahun dan tidak memerlukan gelar sarjana.

"Selain itu, ia juga menyatakan bahwa:"Menghubungkan bisnis dan sekolah menengah sehingga para siswa mendapatkan pengalaman langsung dan jalan menuju pekerjaan dengan gaji yang baik, terlepas dari apakah mereka melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak." mengutip CNN pada Selasa (26/3/2024).