Stay on this page and when the timer ends, click 'Continue' to proceed.

Continue in 17 seconds

Antisipasi Darurat Pangan Nasional, Mentan: Kita Harus Bisa Menyetop Impor

Antisipasi Darurat Pangan Nasional, Mentan: Kita Harus Bisa Menyetop Impor

Source: Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menggencarkan gerakan antisipasi darurat pangan. Salah satunya yaitu melaksanakan Training of Trainers (TOT) bagi widyaiswara, dosen, guru, penyuluh pertanian.

Tak hanya itu, Kementan juga kembali melibatkan TNI secara aktif dalam upaya mencapai swasembada pangan ini.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan sektor yang paling siap membangun kehidupan Indonesia yang lebih baik di masa akan datang adalah sektor pertanian. SDM menjadi tulang punggung penggerak pembangunannya.

"Krisis pangan sama dengan krisis keamanan dan politik. Pangan adalah senjata kita, dan kita harus menekan impor bahkan harus bisa menyetop impor, kita harus ekspor," ujar Amran, Kamis (25/4/2024).

Amran juga menyampaikan alasan kembali melibatkan Babinsa. Menurutnya, hal tersebut lantaran Kementan saat ini mengalami defisit tenaga penyuluh pertanian. Dan itu sudah terbukti bahwa berkat bantuan TNI, Indonesia bisa mencapai swasembada beras pada tahun 2017, 2019, 2020.

"Itu berkat bantuan Babinsa di seluruh Tanah Air. Kami juga mengajak SDM pertanian mulai dari penyuluh hingga para petani segera bergerak cepat mengambil bagian menjaga ketahanan pangan," pintanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, mengatakan padi merupakan salah satu komoditas yang strategis. Karena semakin tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas ini, maka harus segera diantisipasi dengan menggenjot produksi untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Kunci dalam gerakan antisipasi darurat pangan nasional adalah meningkatkan produksi. Karenanya, segala sumber daya dan dukungan perlu difokuskan dalam peningkatan produksi pada musim tanam yang sedang berlangsung maupun yang akan datang," sebut Dedi.

Dedi juga mengatakan bahwa Kementan selama ini telah menerapkan pendekatan holistik dalam mendukung budidaya padi termasuk jagung. "Dukungan sarana dan prasarana ditujukan pada proses hulu sampai hilir, dari penyiapan lahan sampai pengolahan. Pada setiap proses ini, upaya peningkatan kapasitas SDM juga terus dilakukan," katanya.