Stay on this page and when the timer ends, click 'Continue' to proceed.

Continue in 17 seconds

Industri Sepatu Lesu Gegara Pembatasan Impor Bahan Baku? : Okezone Economy

Industri Sepatu Lesu Gegara Pembatasan Impor Bahan Baku? : Okezone Economy

Source: https://economy.okezone.com/

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membantah adanya penurunan pertumbuhan industri alas kaki karena kebijakan pembatasan impor bahan baku yang diberlakukan. Di mana beberapa waktu ini, pabrik sepatu bata tutup menjadi sorotan publik.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, tidak ada hubungan penutupan pabrik PT Sepatu Bata dengan kenaikan tarif impor.

"Kenaikan tarif impor lebih disebabkan karena penguatan dolar AS dan bukan karena pemberlakuan lartas bahan baku impor," kata Febri, dikutip dari BBC Indonesia.

Adapun larangan dan pembatasan bahan baku impor (alas kaki) dan momentum penguatan dolar AS seharusnya dimanfaatkan oleh industri alas kaki di Indonesia.

"(Yaitu) untuk mencari bahan baku dari dalam negeri kualitas bagus dan harga lebih murah dari harga bahan baku impor," kata Febri.

BACA JUGA: 6 Fakta Sepatu Bata Tutup Pabrik hingga Kondisi Industri di RI

Dia mengeklaim, ada banyak industri dalam negeri yang bisa memproduksi bahan baku untuk industri alas kaki.

"Kalau kapasitas produksi industri penghasil bahan baku industri alas kaki masih rendah, maka ajak investor untuk investasi di sektor industri tersebut mumpung permintaan bahan baku masih tinggi," tambahnya.

Kementerian Perindustrian juga siap memfasilitasi pencarian bahan baku dalam negeri dan fasilitasi industri yang memproduksi bahan baku.

Sementara itu, dalam hasil dialog dengan Kemenperin, PT Sepatu Bata Tbk mengatakan pabrik Purwakarta sebenarnya merupakan bagian kecil dari keseluruhan bisnis perusahaan, jika dibandingkan dengan produsen sepatu lainnya.

BACA JUGA: 4 Fakta Sepatu Bata dari Sejarah sampai Manajemen Tutup Pabrik

Oleh karena itu, menurut manajemen, penutupan pabrik Purwakarta merupakan langkah paling realistis. Meski begitu, Kementerian Perindustrian menilai langkah yang diambil Bata kurang tepat.

Sebab, saat ini kondisi industri sepatu nasional terus bertumbuh dengan kebijakan pengendalian terhadap impor barang jadi dan jaminan bahan baku.

"Kemenperin berharap setelah kondisi perusahaan membaik, suatu saat perusahaan bisa membuka kembali pabriknya di Indonesia dengan kapasitas yang lebih besar," ucap Febri.

Dia menganggap, salah satu faktor yang menyebabkan penutupan pabriknya di Purwakarta adalah "inefisiensi produksi" dan "produk yang tidak memenuhi selera konsumen".

Sehingga, sambungnya, konsumen memilih untuk lebih fokus pada lini bisnis retail.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dirinya pun berharap pemberlakuan larangan dan pembatasan alas kaki jadi sesuai Permendag Nomor 36 tahun 2023 serta perubahannya dalam Permendag Nomor 7 tahun 2024 diharapkan dapat melindungi pasar dalam negeri dari serbuan barang impor.

Sementara itu, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan, menegaskan bahwa larangan dan pembatasan impor diterapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Sebab, menurut catatan Kemenperin, kinerja industri kulit dan alas kaki pada triwulan I 2024 mengalami peningkatan sebesar 5,9% secara year-on-year (yoy), peningkatan ekspor sebesar 0,95% yoy, dan penurunan impor hingga 1,38% yoy.

"Hal ini menunjukkan impor yang mengalami penurunan, disubstitusi oleh industri dalam negeri ditandai dengan konsumsi dan nilai tambah yang mengalami peningkatan dengan kenaikan PDB," kata Adie.

Sebelumnya 1 2 Selanjutnya #Industri Sepatu #Industri Alas Kaki #Sepatu Bata #sepatu