Stay on this page and when the timer ends, click 'Continue' to proceed.

Continue in 17 seconds

KTT UNCTAD ke-60, Pradana Indraputra Soroti Ketidakadilan dalam Kerjasama Antarnegara

KTT UNCTAD ke-60, Pradana Indraputra Soroti Ketidakadilan dalam Kerjasama Antarnegara

Source: Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) ke-60 diselenggarakan Rabu (15/3) di Kota Bandung. UNCTAD merupakan organisasi yang bertujuan untuk mendukung negara-negara berkembang untuk mengakses manfaat ekonomi global secara lebih adil dan efektif.

Turut hadir Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM, M. Pradana Indraputra. Selain itu hadir pula Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury.

Dalam pemaparannya Pradana menyampaikan pandangannya tentang Kebijakan Industri dan Keuangan: Transisi Energi Bersih, "Kita sekarang hidup di dunia di mana perekonomiannya, sejujurnya, tidak terlalu bersahabat," buka Pradana.

Dalam forum ini, Staf Khusus Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi/BKPM ini mengutip World Bank dan Our World in Data mengenai fakta produksi emisi gas kaca dunia.

Delapan negara dengan ekonomi terbesar, yang mencakup 30% populasi dunia, telah menyumbang 54% dari total emisi gas rumah kaca dari tahun 1998 hingga 2022.

Sementara itu, 70% populasi dunia lainnya, yang sebagian besar adalah negara berkembang, harus menanggung beban yang sama yang disebabkan oleh 8 negara tersebut.

Terkait dengan hal itu, Pradana menegaskan bahwa dalam kolaborasi antarnegara, memperlakukan semua negara dengan cara yang sama adalah sesuatu yang tidak afdol, karena setiap negara mempunyai kapasitas, kemampuan, dan sumber daya keuangan yang berbeda.

"Kita harus memperlakukan setiap negara sesuai dengan kebutuhan dan kekuatannya, memastikan keadilan dan kesetaraan. Negara-negara maju secara historis berkontribusi lebih besar terhadap emisi, sehingga mereka harus mendukung negara-negara berkembang untuk membantu mereka mencapai kemajuan dengan kecepatan yang sama. Ini adalah landasan fundamental dari kerjasama antar negara," imbuh Pradana.