Stay on this page and when the timer ends, click 'Continue' to proceed.

Continue in 17 seconds

Hotel di Jepang Tolak Turis Israel Menginap karena Tak Mau Dianggap Kaki Tangan Penjahat Perang

Hotel di Jepang Tolak Turis Israel Menginap karena Tak Mau Dianggap Kaki Tangan Penjahat Perang

Source: Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah hotel di Jepang membatalkan reservasi kamar turis Israel. Pihak akomodasi memberitahu pada pelancong itu bahwa mereka tidak dapat menampungnya karena laporan kejahatan perang yang dilakukan tentara Israel di Gaza.

Melansir Arab News, Rabu, 19 Juni 2024, dalam pesan pada turis tersebut, manajer hotel mengatakan, "Kami mohon maaf, karena adanya laporan kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam konflik yang terjadi di Gaza antara Israel dan Palestina, kami tidak dapat menerima reservasi dari orang-orang yang kami yakini mungkin memiliki hubungan dengan tentara Israel."

Jeronimo Gehres, manajer Material Hotel, menambahkan bahwa menawarkan penginapan pada orang-orang yang "mungkin membantu atau ikut dalam kegiatan peperangan yang dilarang hukum humaniter internasional berdasarkan Konvensi Jenewa dan protokol tambahannya dapat menempatkan kami pada risiko." "(Kami enggan) dianggap sebagai kaki tangan dan/atau aksesori seseorang yang mungkin menghadapi tuntutan kejahatan perang," imbuhnya.

Menurut laporan, Duta Besar Israel untuk Jepang Gilad Cohen mengirimkan keluhan pada CEO hotel tersebut. Pihaknya menuntut penjelasan dan permohonan maaf atas insiden tersebut, serta meminta pemberhentian pengelola hotel tersebut.

Kedutaan mengatakan, telah menghubungi pihak berwenang Jepang dan sedang mencari jalur hukum yang tersedia bagi mereka terhadap hotel tersebut. Di sisi lain, keputusan itu justru disambut hangat para pendukung Palestina.

Lewat komentar online, mereka "sangat menghargai" langkah yang diambil hotel tersebut. "Ini bukan tindakan rasis, tapi bagian dari tekanan agar Israel angkat kaki dari tanah Palestina dan menyudahi pendudukan keji selama puluhan tahun, bukan hanya sejak 7 Oktober 2023," kata seorang pengguna X, dulunya Twitter.